pH adalah tingkat keasaman air yang ditunjukkan dengan rentang 0 sampai 14. Air dengan pH 1-6 akan bersifat asam, sedangkan air dengan pH 8-14 akan bersifat basa. Sementara itu, air dengan pH 7 memiliki sifat netral yang aman dan layak untuk dikonsumsi. Namun, ada juga air dengan sifat asam atau basa yang digunakan untuk proses produksi barang atau percobaan di laboratorium. Perbedaan pH air bisa terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Apa saja faktor yang mempengaruhi pH air tersebut?
1. Konsentrasi CO2 dalam Air
Konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang terlarut dalam air menjadi faktor yang mempengaruhi pH. Penyebabnya adalah karbon dioksida memicu naiknya konsentrasi ion hidrogen yang membuat kadar pH air menurun. Itu artinya ketika karbon dioksida tinggi, secara otomatis pH air akan menjadi asam. Karbon dioksida ini bisa berasal dari atmosfer dan udara di sekitar air yang terkena polusi.
Selain dari polusi, karbon dioksida juga berasal dari proses respirasi tumbuhan yang terjadi di malam hari, di mana karbon dioksida banyak dilepaskan. Hal ini menyebabkan air memiliki pH yang lebih rendah dari netral. Sementara pada siang hari, di mana banyak tumbuhan yang berfotosintesis dengan mengeluarkan oksigen, maka pH air akan naik.
2. Temperatur
Temperatur tempat air berada mempengaruhi kelarutan karbon dioksida. Ketika air mendapat banyak intensitas panas dari cahaya matahari, maka suhu permukaannya akan naik. Ketika suhu permukaan air naik, maka kelarutan karbon dioksida akan menurun sehingga pH akan naik dan air bersifat basa.
Sementara itu, ketika suhu dan temperatur menurun, maka suhu permukaan air akan ikut turun dan secara otomatis tingkat kelarutan karbon dioksida menjadi lebih tinggi. Oleh karenanya, saat suhu dingin, pH air akan turun dan air bersifat asam.
3. Konsentrasi Karbonat dan Bikarbonat
Berikutnya, faktor yang mempengaruhi pH adalah ion karbonat dan bikarbonat yang termasuk golongan basa. Jika air memiliki konsentrasi ion karbonat dan bikarbonat yang cukup tinggi, maka bisa dipastikan pH-nya akan berubah. Dari yang awalnya netral, maka air akan berubah menjadi basa.
Apabila awalnya asam, maka bisa berubah menjadi netral setelah mendapat tambahan ion karbonat dan bikarbonat. Perubahan air menjadi basa akibat ion karbonat dan bikarbonat ini seringnya terjadi pada air yang mengalir keluar dari mulut gua dengan melewati batuan karbonat yang mengandung kalsium.
4. Proses Dekomposisi Bahan Organik
Dekomposisi adalah proses pembusukan yang terjadi pada bahan organik maupun makhluk hidup yang berada di dalam air. Karena bahan organik dan makhluk hidup mengandung unsur karbon (C), maka ketika proses dekomposisi terjadi, akan ada banyak karbon yang dilepaskan ke air. Namun, karena senyawa organik cenderung tidak stabil dan mudah teroksidasi, maka yang masuk ke air adalah karbon dioksida dan air itu sendiri.
Oleh karenanya, ketika ada karbon dioksida masuk ke air, maka bisa dipastikan kadar pH akan berubah. Air yang mulanya netral bisa menjadi asam karena kandungan karbon anorganik terlarut dapat meningkatkan ion hidrogen sehingga pH akan menurun. Oleh karena itu, ketika bekerja di laboratorium atau proses produksi di industri, sebaiknya jauhkan air dari bahan organik yang bisa mengubah pH awalnya.
Bisa disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pH air semuanya akibat dari masuknya karbon dioksida yang menyebabkan pH berubah. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa suhu juga berpengaruh terhadap pH air. Untuk memastikan, Anda bisa selalu cek kadar keasaman dengan pH meter Mettler Toledo dari Hyprowira.