Vibrasi adalah gerak bolak-balik objek dari titik kesetimbangannya dalam satu periode waktu tertentu. Tiap objek yang memiliki massa dan elastisitas pasti mengalami vibrasi, termasuk di antaranya adalah mesin. Vibrasi pada mesin bahkan dapat mengindikasikan kondisi mesin tersebut. Untuk lebih memahami tentang vibrasi, terutama yang berhubungan dengan mesin, simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian vibrasi
Seperti yang telah disebutkan di atas, vibrasi adalah gerak bolak-balik suatu objek dari titik kesetimbangannya (rest position). Vibrasi berhubungan dengan gerak osilasi objek, yakni gerak berulang pada suatu benda. Sebenarnya, vibrasi adalah salah satu jenis gerak osilasi, tepatnya gerak osilasi mekanis.
Sebagai objek yang memiliki massa dan elastisitas, mesin pun dapat mengalami vibrasi hingga derajat tertentu. Terkait dengan hal ini, ada dua jenis vibrasi atau getaran yang umum ditemukan, yakni:
1. Getaran bebas
Jenis getaran ini terjadi karena objek berosilasi, tepatnya karena gaya di dalam objek bekerja sendiri (inherent). Dengan kata lain, getaran bebas terjadi tanpa adanya stimulus dari luar objek. Gaya bekerja karena adanya sebuah sistem dinamis yang terbentuk dari distribusi massa.
2. Getaran paksa
Jika getaran bebas terjadi tanpa adanya stimulus dari luar objek, getaran paksa justru sebaliknya. Getaran ini muncul karena adanya stimulus dari luar objek. Gaya dari luar objek berosilasi dengan frekuensi stimulus sehingga memaksa sistem di dalam objek untuk bergetar.
Metode pengukuran vibrasi
Tujuan pengukuran vibrasi adalah mengetahui data yang berkaitan dengan vibrasi objek. Data tersebut kemudian dijadikan patokan dalam menilai kondisi objek (dalam hal ini mesin). Pada mesin industri yang selalu beroperasi, maka pengukuran vibrasi sebaiknya dilakukan secara rutin. Pengukuran juga sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah perbaikan mesin.
Lalu, seperti apa metode pengukuran vibrasi? Pengukuran vibrasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan vibration analyser. Vibration analyser adalah peralatan yang dapat mengukur amplitudo serta frekuensi getaran objek. Di samping itu, vibration analyser juga menyajikan data spektrum getaran yang bisa digunakan untuk analisis kerusakan mesin.
Pengukuran vibrasi pada mesin juga memerlukan transduser. Transduser berfungsi mengubah sinyal getaran menjadi sinyal listrik. Biasanya, transduser yang digunakan pada alat ukur vibrasi adalah jenis acceleration karena kapasitas jangkauan frekuensinya luas (10-10000 Hz) sehingga bisa mengidentifikasi kerusakan pada mesin.
Satuan pengukuran vibrasi
Dalam pengukuran vibrasi, ada beberapa satuan yang digunakan, yaitu harga peak to peak dan harga root means square (RMS). Berikut penjelasannya:
1. Nilai peak to peak
Peak to peak adalah satuan vibrasi dengan harga amplitudo yang berasal dari gelombang sinusoida (sinusoidal), dihitung mulai dari batas atas hingga batas bawah. Biasanya satuan ini digunakan untuk mengukur displacement suatu gerakan dengan satuan mils atau mikron. Dalam satuan harga peak to peak, dikenal juga harga peak yang nilainya setengah dari harga peak.
2. Nilai root means square (RMS)
Root means square (RMS) adalah satuan vibrasi yang sering digunakan dalam klasifikasi tingkat keparahan getaran mesin. Harga RMS mengukur energi efektif suatu mesin untuk menghasilkan getaran. Gerak sinusoida harga RMS adalah 0,707 kali harga peak. Sedangkan harga rata-rata gelombang sinusoida adalah 0,636 kali harga peak.
Dapat disimpulkan bahwa vibrasi adalah gerak bolak-balik objek dari titik kesetimbangannya dalam suatu periode waktu. Pada mesin, vibrasi dapat dijadikan indikator untuk mengenali kerusakan. Pengukuran mesin dengan alat ukur vibrasi akan membantu Anda mendeteksi error pada mesin lebih awal.
Gunakan alat ukur vibrasi dengan tingkat akurasi tinggi untuk hasil terbaik. V-MER Smart Vibration Analyzer dapat menjadi pilihan tepat karena dilengkapi sistem automatic ISO 108616-3 Indication, memberikan hasil pengukuran vibrasi dengan akurasi tinggi. Dapatkan segera V-MER Smart Vibration Analyzer hanya di Hyprowira!