Metode kimia untuk menentukan atau memeriksa konsentrasi larutan ada banyak jenisnya, salah satunya yaitu titrasi kompleksometri. Dalam ulasan kali ini, Anda akan diperkenalkan tentang metode yang juga dikenal dengan sebutan kelatometri ini. Disebut demikian karena pembentukan kompleks senyawa atau kelat yang akan terjadi selama proses titrasi berlangsung.
Jenis titrasi yang sudah dikembangkan sejak beberapa dekade lalu ini bisa Anda ketahui lebih banyak dari ulasan di bawah.
Apa Itu Titrasi Kompleksometri
Seperti yang sudah sempat disebutkan di awal tadi, titrasi kompleksometri ini adalah jenis titrasi yang mengacu pada proses reaksi kompleksasi, termasuk juga reaksi pembentukan ion kompleks. Dalam prosesnya, titran dan titrat akan saling bereaksi. Di akhir proses akan terbentuk sebuah pengalaman yang biasanya terdiri dari dua komponen dalam bentuk ligan.
Ligan adalah molekul sederhana. Khusus dalam senyawa kompleks, ligan berfungsi untuk mendonorkan pasangan elektron. Metode titrasi yang satu ini umumnya digunakan untuk menganalisis konsentrasi senyawa logam
Indikator Titrasi Kompleksometri
Seperti metode titrasi lainnya, kompleksometri juga memiliki indikator sendiri untuk mengukur kadar zat. Indikator pada proses titrasi yang satu ini juga akan menunjukan perubahan warna. Perubahan warna terjadi bergantung pada jenis ion logam tertentu atau jenis ion logam yang diujikan.
Indikator pada metode kompleksometri juga dikenal dengan sebutan indikator PM atau metallochromic indicators. Indikator ini pada dasarnya adalah molekul organik yang larut di dalam air. Beberapa contoh senyawa yang bisa dijadikan indikator kompleksometri seperti calcein, hematoxylin, eriochrome, dan curcumin.
Baca juga: Pengertian, Cara Kerja, dan Jenis Titrasi Asam Basa
Prinsip Dasar Kompleksometri
Berikutnya yang perlu Anda ketahui adalah prinsip dasar dari metode titrasi kompleksometri ini. Kompleksometri bekerja apabila terjadi pembentukan ion-ion kompleks antara senyawa yang dijadikan indikator dan senyawa yang hendak diukur. Jika proses titrasi sudah selesai, maka indikator akan berubah warna menjadi bening.
Kompleksometri mengukur kadar zat dengan menghitung volume dari larutan, baik larutan titran atau indikator itu sendiri maupun larutan yang sedang diukur. Metode ini cukup umum dipraktikkan di bidang medis dan farmasi karena hasil pengukurannya yang dinilai spesifik dan memiliki akurasi yang cukup tinggi.
Cara Kerja Kompleksometri
Sensitivitas serta kemudahan yang ditawarkan oleh metode titrasi kompleksometri bisa jadi alasan utama mengapa metode ini masih sering digunakan. Padahal, untuk titrasi logam, ada juga beberapa metode lainnya yang bisa digunakan. Untuk kompleksometri sendiri sebenarnya sering dibedakan dalam dua cara turunan lagi yang bisa dipakai, yakni cara Schwarzenbach dan cara Liebig.
Mari kita mulai membahas dari cara Schwarzenbach. Metode titrasi milik Schwarzenbach ini akan memakai ligan polidentat. Ligan polidentat adalah molekul sederhana yang atom donornya ada lebih dari dua. Atom donor inilah yang akan dipakai untuk mengikat logam atau ion pusat. Ligan polidentat yang digunakan terutama asam amina polikarboksilat seperti EDTA (Ethylenediaminetetraacetic Acid).
EDTA ini adalah asam organik basa empat. Metode Schwarzenbach biasanya digunakan untuk mengukur konsentrasi logam atau kalsium yang terdapat dalam sampel yang diujikan. Kalsium atau logam inilah yang akan mengalami kompleks dari EDTA. Warna indikator metalokromik yang tadi disebutkan akan menunjukkan indikasi kandungannya.
Sedikit tambahan informasi juga, Schwarzenbach adalah orang yang menemukan indikator warna visual dalam metode kompleksometri ini. Schwarzenbach menemukannya di tahun 1940-an, indikator yang peka terhadap kadar ion logam yang berada di dalam larutan sampel. Indikator ini juga dikenal dengan nama indikator kompleksometri.
Baca juga: Pengertian Titrasi Potensiometri Beserta Fungsinya
Berikutnya adalah metode Liebig. Kalau metode Schwarzenbach tadi menggunakan ligan polidentat, sebaliknya metode Liebig menggunakan ligan monodentat, yakni molekul sederhana yang hanya memiliki atom donor tunggal. Dalam metode ini, perak nitrat (AgNO3) bertindak sebagai titran. Cara ini umumnya dipakai untuk menentukan kadar sianida dalam suatu sampel.
Itu dia bahasan singkat tentang kompleksometri. Satu hal yang membuat metode ini terasa tidak terlalu berbeda dengan metode titrasi yang lain bisa jadi adalah alat titrasi yang digunakan. Hal yang membedakan titrasi kompleksometri dengan metode lain adalah indikatornya yang sudah dijelaskan di atas.