Oksigen terlarut adalah kadar oksigen yang terkandung dalam air, di mana persentase jumlahnya menunjukkan kualitas air tersebut. Bila dalam air terdapat banyak oksigen yang ditemukan, maka bisa dikatakan bahwa air tersebut memiliki kualitas yang baik. Sementara jika di dalam air tersebut terdapat sedikit oksigen, bisa diindikasikan bahwa kualitas air tersebut buruk atau sudah tercemar.

Namun, tidak selamanya pencemaran menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kadar oksigen dalam air. Ada pula faktor lainnya yang menyebabkan jumlah oksigen di dalam air menjadi lebih sedikit. Berikut ini di antaranya:

1. Suhu

Oksigen dalam air memiliki hubungan yang berbanding terbalik dan non-linier dengan suhu di sekitarnya. Ini berarti ketika suhu ruangan sekitar menurun, kelarutan oksigen akan meningkat dan jumlah oksigen di dalam air akan semakin banyak. Sebaliknya, ketika suhu ruangan sedang naik atau panas, kelarutan oksigen di dalam air akan menurun dan jumlahnya semakin berkurang.

Uniknya, bisa jadi terdapat perbedaan persentase jumlah oksigen terlarut pada bagian permukaan dan bagian dalam air. Terutama ketika air tersebut berada di dalam suatu wadah yang diletakkan di luar ruangan. Bagian atas permukaan air akan cenderung lebih mendapat cahaya matahari sehingga lebih cepat panas. Sementara bagian bawah membutuhkan waktu lama untuk bisa panas. Oleh karena itu, kelarutan oksigen bisa jadi berbeda pada bagian atas dan bawah seiring dengan suhu panas yang didapat.

2. Kecepatan Aliran Air

Air yang berada dalam suatu aliran cenderung lebih memiliki oksigen terlarut yang menyebar seiring dengan pergerakan arus yang terus terjadi. Contohnya aliran air sungai menuju waduk. Karena air sungai terus bergerak dan mengalir, maka kandungan oksigen di dalamnya akan menyebar sesuai dengan massa air yang menyebar dan bergerak. Anda mungkin akan menemukan bahwa oksigen dalam aliran lebih sedikit karena memang terbawa oleh aliran.

Hal ini berbeda dengan ketika Anda melakukan pengukuran jumlah kandungan oksigen pada cairan yang ditempatkan dalam suatu wadah. Karena tidak ada aliran, maka kandungan oksigennya akan tetap diam di tempat dan berkumpul di satu titik dalam wadah tersebut. Oleh karena itu, tingkat oksigen terlarut dalam air yang ada dalam wadah umumnya akan cenderung lebih banyak daripada yang berada di dalam aliran.

3. Masuknya Cairan atau Elemen Lain

Masuknya cairan atau elemen lain ke dalam air akan mempengaruhi penyebaran oksigen, tergantung dari karakteristik masukan tersebut. Apabila masukan lain memiliki kualitas yang lebih baik dengan oksigen terlarut lebih tinggi dibandingkan dengan air yang dimasuki, maka air akan berubah kualitasnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, apabila masukan memiliki kualitas lebih buruk dengan oksigen lebih rendah, maka air akan tercemar dengan adanya masukan tersebut.

4. Respirasi Organisme

Adanya organisme yang tinggal di dalam air sudah pasti akan mempengaruhi jumlah oksigen di dalamnya. Seperti yang Anda tahu, kebanyakan organisme membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Jika ada banyak organisme ditemukan di dalam air, maka jumlah oksigen di dalamnya akan berkurang karena dipakai untuk bernapas maupun bertahan hidup oleh organisme di dalamnya.

Ambil contoh air tambak yang berisi udang vaname. Mulanya, tanpa udang, kadar oksigen di dalam air akan tetap banyak sesuai dengan jumlah awalnya. Setelah dimasukkan udang, maka lambat laun jumlah oksigen akan menipis karena udang membutuhkan oksigen untuk bernapas. Itulah mengapa tambak udang sering mendapat suplai oksigen tambahan dengan menggunakan kincir air agar udang dalam tambak mendapat pasokan oksigen yang cukup.

Untuk mengetahui kadar oksigen terlarut dalam air, Anda bisa menggunakan DO meter Mettler Toledo yang secara akurat menunjukkan berapa besar kandungan oksigen di dalam air. Mettler Toledo akan menyatakan konsentrasi oksigen dalam angka relatif maupun angka absolut. Intelligent Sensor Management-nya akan memberikan sinyal digital yang kuat sehingga hasil pengukuran pun akurat. Dapatkan Mettler Toledo di Hyprowira!